Demi Masa

MENSUCIKAN HATI DALAM MENGGAPAI RIDHO ILAHI

Rabu, 12 Oktober 2011

Mungkin Kamu Pilihanku

Mungkin Kamu Pilihanku
“ Wanita sholihah adalah yang taat kepada Alloh lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena itu Alloh telah memelihara ( mereka ). “ ( QS. An Nisa : 34 ).
 "Sebaik – baik wanita ialah yang jika kamu memandangnya, maka ia menyenangkanmu, jika kamu menyuruhnya ia menaatimu, dan jika kamu tidak ada, dia menjaga dirinya untukmu dan menjaga hartamu ( Hadits ini diriwayatkan Ibnu Jarir dengan sanadnya sampai ke Abu Hurairah ).
Istri dengan sifat feminimnya dan kelembutannya diharapkan dapat memberi inspirasi bagi suaminya sehingga dapat menjalankan hidup dengan kreatif dan inovatif.
Tangannya yang lembut dan jari  - jemari gemulai diharapkan mampu menyentuh dawai jiwa kelelakian seorang pria, membangunkan ruh patriotik yang sedang tidur. Ia melakukannya dengan bertahap sehingga dengan sentuhan semangat, sang pangeran bisa menciptakan kehidupan baru yang penuh makna, terus berkembang sejalan dengan silih bergantinya generasi hingga saat ini.
Sebagaimana telah dijelaskan dibelakang setiap suksesnya, pasti ada wanita yang mendorong. Dan di belakang setiap pria yang jahat dan bengis pasti juga ada wanita yang memndorongnya.
Bagi orang yang berada di kondisi kedua, kebinasaanlah yang pantas didapatnya, dan bukan orang  tipe mereka yang menjadi pilihan, tetapi wanita tipe pertama  yang mampu mendorong suaminya kepuncak keberhasilan dan kreasi adalah wanita pilihan.
Memilih bukan hanya menunjuk jari kita ke suatu arah, namun sebelum kita menunjuk kearah manapun yang dikehendaki, diharapkan kita telah mengetahui dengan jelas hakikat dari pilihan kita, dan paling tidak yang kita pilih, memiliki sifat dan kreteria yang betul – betul memenuhi syarat.
“ Ibu adalah bangku sekolah pertama bagi anaknya.
Jika ia menyiapkannya, maka ia telah menyiapkan generasi tangguh
yang memiliki jiwa sang pejuang ( mujahid fillah )”.
Oleh      : Abu Hayyan Ahmad
Maroji’ : Nasoihu li mar’ah ba’daz zawaj, Halah Muhyiddin,
                  Mukhtashor tafsir Ibnu katsir, Muhammad Nasib Ar Rifa’i.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar