Demi Masa

MENSUCIKAN HATI DALAM MENGGAPAI RIDHO ILAHI

Kamis, 13 Oktober 2011

Cinta Buta

 
Cinta Buta

    “ Ya Rob kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami  beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang – orang sebelum kami .“ ( QS. Al – Baqaroh : 286 )



Berkata Ibnu Katsir mengenai ayat di atas “ Maksudnya jangan Engkau bebani kepada kami amal – amal yang berat, meskipun kami sanggup memikulnya seperti amal yang telah Engkau syari’atkan kepada umat –  umat terdahulu sebelum  kami, seperti rantai dan belenggu  yang mengikat mereka. Dan Engkau mengutus Nabi – Mu sebagai rahmat , dengan dibebaskanya beban berat tersebut.
Beberapa orang dari kalangan salaf menafsirkan maksud ayat di atas adalah “ cinta yang membara. “  Hal ini tidak mereka maksudkan sebagai pengkhususan, tetapi mereka maksudkan sebagai perumpamaan, bahwa cinta itu adlah sesuatu yang tidak mungkin sanggup di pikul. Yang dimaksud “ memikul “ disini adalah memikul yang bersifat takdir, bukan yang bersifat syari’at dan perintah.
“ Dan adapun orang  - orang yang takut kepada kebesaran Robbnya dan menahan diri dari hawa nafsunya, maka sesungguhnya jannahlah tempat tinggalnya, “( QS. An – Nazi’at : 40 – 41 ).
Al - Ashma'y pernah bertanya kepada seorang A'raby tentang cinta buta. Maka orang itu menjawab, " Demi Alloh itu sulit dilihat dan dipandang. Cinta itu bersembunyi di dalam dada seperti percikan api yang tersembunyi di bilik. Jika diterangi ia bersembunyi dan jika dibiarkan ia akan menepi.
        Cinta buta laksana raja yang loba, penguasa yang lalim. Hati, jiwa dan pikiran tunduk kepadanya. Akal menjadi tawanannya, pandangan mata menjadi dutanya, halus jalannya dan sulit keluarnya. Hisyam bin Urwah bmenuturkan dari ayahnya, dia berkata, " Di Madinah ada seorang laki - laki meninggal dunia karena menderita di rundung cinta. Lalu Zaid bin Tsabit mensholatinya. Pada saat itu ada seseorang berkata kepadnya, " Saya kasihan kepadanya."
         Abu Sa'ib Al - Makhzumi, orang yang mempunyai kedudukan dalam ilmu dan agama. terlihat pernah memegangi kain penutup ka'bah, seraya berkata " Ya Alloh, kasihanilah orang - orang yang dimabuk cinta dan kuatkanlah hati mereka serta condongkanlah hati orang - orang yang dicintai kepada mereka. " Pada saat itu ada seseorang berkata kepadanya, " Demi Alloh doa ini lebih baik dari umroh dari ji'ronah.
Oleh       :     Abu Hayyan Ahmad Al Majtaani.
Maroji’  :     Mukhtashor Tafsir Ibnu katsir, Muhammad Nasib Ar – Rifa’i,
                   Ar Roudhoh  Al muhibbniin Wa Nuzhoh  Al Mustaqiim, Ibnu Qoyyim Al Jauziah.
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar