Demi Masa

MENSUCIKAN HATI DALAM MENGGAPAI RIDHO ILAHI

Kamis, 29 September 2011

Wahai Ibuku doaku menyertai kepergianmu


Wahai Ibuku doaku menyertai kepergianmu
" Dan Robbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah kecuali hanya kepada Dia ( Alloh )dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik - baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua - duanya sampai berumur  lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali - kali janganlah kamu mengatakan "ahh..." dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. ( QS. Al - Isro' : 23 )

" Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah : " Wahai Robbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telahmendidikku diwaktu aku masih kecil. ( QS. Al - Isro' : 24 ).
Telah berkata Imam Adzahabi mengenai ayat diatas " berbuat baik kepada ibu bapak mu dengan sebaik - baiknya " adalah mengasihi dan lemah lembut kepada keduanya.Yang dimaksud dengan " membentak mereka " adalah berbicara kasar dikala keduanya memasuki usia senja.
Sering dalam kehidupan realita banyak diantara mereka yang berani mengingkari kebaiakan kedua orang tua sehingga mereka terjerumus kedalam kedurhakaan. Padahal balasan anak durhaka langsung Alloh timpakan kepada mereka di dunia dan juga diakherat. Tidak sedikit mereka mengalami kesempitan rizki, masalah datang bertubi - tubi, hingga sulitnya mereka ketika sedang sakaratul maut yang menyiksanya, ketika ia dalam kondisi antara hidup dan mati. Sungguh musibah besar bagi anak durhaka pada saat itu. Sebaliknya anak berbakti akan mendapatkan kemuliaan hidup di dunia dan di akherat.
Bagaimana sekarang jika keduanya telah tiada .... sedang mereka belum sempat mendapatkan maaf dan ridhonya.... Apa yang harus dilakukan jika keduanya telah mendahuluinya .... semoga Alloh membuka akal dan hati mereka agar menengadahkan kedua tangannya untuk memanjat doa sebagai penerang baginya di alam barzah. Masih adakah anak yang bergelar doktor mendoakannya...Masih adakah anak yang menjadi profesor mendoakannya.... Masih adakah anak seorang arsitek mendoakannya .... Jawabya adalah hanya anak yang sholih yang mampu mendoakannya.

Perhatikan dan ambil pelajaran dalam kisah ini ! 

  Hasan Al-Bashri & Gadis Kecil     

Sore itu Hasan al-Bashri sedang duduk-duduk di teras rumahnya. Tak lama
setelah ia duduk bersantai, lewat jenazah dengan iring-iringan pelayat di belakangnya. Di bawah keranda jenazah yang sedang diusung berjalan gadis kecil sambil terisak-isak.

Keesokan harinya, usai salat subuh, gadis kecil kemarin melintas lagi ke arah makam ayahnya. Hasan al-Bashri pun mengikuti gadis kecil itu. Gadis itu tiba di makam ayahnya. Al-Bashri bersembunyi di balik pohon, mengamati gerak-geriknya secara diam-diam. Gadis kecil itu berjongkok di pinggir gundukan tanah makam. Ia menempelkan pipinya ke atas gundukan tanah itu. Sejurus kemudian, ia meratap dengan kata-kata yang terdengar sekali oleh Al-Bashri.

'Ayah, bagaimana keadaanmu tinggal sendirian dalam kubur yang gelap gulita tanpa pelita dan tanpa pelipur? Ayah, kemarin malam kunyalakan lampu untukmu, semalam siapa yang menyalakannya untukmu? Kemarin masih kubentangkan tikar, kini siapa yang melakukannya, Ayah? Kemarin malam aku masih memijat kaki dan tanganmu, siapa yang memijatmu semalam, Ayah? Kemarin aku yang memberimu minum, siapa yang memberimu minum tadi malam? Kemarin malam aku membalikkan badanmu dari sisi yang satu ke sisi yang lain agar engkau merasa nyaman, siapa yang melakukannya untukmu semalam, Ayah?'

kemarin malam aku memasakkan aneka macam makanan untukmu Ayah, tadi malam siapa yang memasakkanmu?'

Mendengar rintihan gadis kecil itu, Hasan al-Bashri tak tahan menahan tangisnya. Keluarlah ia dari tempat persembunyiannya, lalu menyambut kata-kata gadis kecil itu.

'Hai, gadis kecil! jangan berkata seperti itu. Tetapi, ucapkanlah, 'Ayah, kuhadapkan engkau ke arah kiblat, apakah kau masih seperti itu atau telah berubah, Ayah? Kami kafani engkau dengan kafan yang terbaik, masih utuhkan kain kafan itu, atau telah tercbik-cabik, Ayah? Kuletakkan engkau di dalam kubur dengan badan yang utuh, apakah masih demikian, atau cacing tanah telah
menyantapmu, ayah?'

'Ulama mengatakan bahwa hamba yang mati ditanyakan imannya. Ada yang menjawab dan ada juga yang tidak menjawab. Bagaimana dengan engkau, Ayah? Apakah engkau bisa mempertanggungjawabkan imanmu, Ayah? Ataukah, engkau tidak berdaya?' 'Ulama mengatakan bahwa kubur sebagai taman sorga atau
jurang menuju neraka. Kubur kadang membelai orang mati seperti kasih ibu, atau terkadang menghimpitnya sebagai tulang-belulang berserakan. Apakah engkau dibelai atau dimarahi, Ayah?'

'Ayah, kata ulama, orang yang dikebumikan menyesal mengapa tidak memperbanyak amal baik. Orang yang ingkar menyesal dengan tumpukan maksiatnya. Apakah engkau menyesal karena kejelekanmu ataukah karena amal baikmu yang sedikit, Ayah?'

'Ayah, engkau sudah tiada. Aku sudah tidak bisa menemuimu lagi hingga hari kiamat nanti. Wahai Allah, janganlah Kau rintangi pertemuanku dengan ayahku di akhirat nanti.'

Gadis kecil itu menengok kepada Hasan al-Bashri seraya berkata, 'Betapa indah ratapanmu kepada ayahku. Betapa baik bimbingan yang telah kuterima. Engkau ingatkan aku dari lelap lalai.' Kemudian, Hasan al-Bashri dan gadis kecil itu meninggalkan makam. Mereka pulang sembari berderai tangis.

Coba renungkan kembali amalan kita, sudahkan hari ini mendoakan kedua orang tua  kita?
Oleh : Abu Hayyan Ahmad 
Maroji' : Al Kabaair, Imam Adzahabi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar