Demi Masa

MENSUCIKAN HATI DALAM MENGGAPAI RIDHO ILAHI

Jumat, 30 September 2011

JALAN SINGKAT MENUJU JANNAH


JALAN SINGKAT MENUJU JANNAH
Dari Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullah bersabda: “Jika seorang wanita telah salat lima waktu, puasa di bulannya (ramadhan), memelihara kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka ia akan memasuki surga dari pintu mana sahaja yang ia kehendaki”.( HR. Ahmad, Thabarani).
Wahai wanita muslimah!!! Hidup ini adalah taklif (beban agama) ibadah yang terdiri dari perintah dan larangan Allah , maka semua aktifiti dan perbuatan kita sama ada besar dan kecil akan diperhitungankan dan diminta pertanggung jawabannya di hari kiamat nanti. Karena tidaklah Allah menciptkan manusia dan jin melainkan agar ia menyembah dan mengenal Allah .
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (QS. Adzdzariyat (51):56
Pernikahan adalah merupakan sunnah para Nabi dan sunnah kehidupan, Rasulullah  menjelaskan bahwa pernikahan merupakan separoh agama, artinya separoh beban kehidupan yang dipikulkan oleh agama kepadanya, karena peranan kehidupan seorang yang telah menikah semakin banyak dan lengkap atau separoh peran kehidupan yang harus dilakukan. Seorang laki-laki jika sebelum menikah hanya melakukan beberapa peranan sahaja sebagai diri sendiri, teman dan anak dari orangtuanya, tetapi setelah menikah ia berperan sebagai suami, bapak, tetangga, tuan rumah, anak, saudara, anggota masyarakat dan peranan ibadah lain yang dipikulkan di pundaknya dan semuanya secara serempak harus ditunaikan dan tidak boleh diabaikan, Allah akan mempertanyakan semua peran itu dan akan diminta pertanggung jawabannya di akherat kelak.
Adapun wanita, jika setelah menikah justru Islam telah meringankan beban agamanya, memberikan batasan prioritas sebagai jalan singkat menuju surganya serta memaafkan peranan lain dan mencukupkan beberapa peranan sahaja, seolah agama memaafkan kekurangan pada peranan lain jika wanita telah menunaikan peranan utamanya bahkan kebaikan peranan lain bergantung kepada peranan utama ini.
Pesan agung Hadis di atas, Rasulullah telah membatasi peranan, beban agama dan factor-factor yang membawanya kepada ridha Allah  yang disimbolkan dalam bentuk surga-NYA. Beban dan factor itu ada empat, sebagai berikut:
  1. Solat lima waktu
  2. Puasa bulan Ramadlan
  3. Menjaga kesucian diri (Iffah) dan kehormatannya
  4. Mentaati suaminya selama bukan dalam maksiat kpd Allah.
1. Solat Lima WAktu
Ketahuilah bahwa solat adalah hubungan ibadah vertical yang paling utama, kewajiban yang harus dibangun sebagai pilar agama, maka orang yang meninggalkan dan melalaikannya berarti ia telah merosak hubungannya kepada Allah dan sekaligus telah menghancurkan pilar bangunan agamanya sendiri.


Allah telah memperingatkan orang yang menyia-nyiakan solat. Allah berfirman:
“Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan”. (QS. Maryam (19):59)
Telah diriwayatkan Ibnu Abbas r.a bahwa ia berkata, Makna menyia-nyiakan di atas tidak berarti bahwa mereka meninggalkannya secara total, tetapi mereka menunda-nunda dan mengakhirkan penunaniannya, maka jika peringatan ini untuk orang yeng mengakhirkan solat dari waktunya, dapatkah kita bayangkan bagi orang yang tidak melaksanakan solat, barangkali hingga berumur tua ia tetap sahaja tidak ruku satu rakaatpun kepada Allah, bagaimana Allah menerimanya dan bagaimana ia selamat dari hukumanNYA yang sangat pedih.
“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)? Mereka menjawab: Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat. dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin. dan adalah kami membicarakan yang batil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya. dan adalah kami mendustakan hari pembalasan. hingga datang kepada kami kematian. Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat dari orang-orang yang memberikan syafaat”. (SQ. Al-Mudatsir ():42-48).
Atas dasar ini maka wanita muslimah harus menunaikan solat, jika meninggalkannya akan membawa murka Allah Yang Maha Pengasih, dan jika ditunaikannya akan membawa cintaNYA. Akan tetapi harus diketahui bahwa solat mempunyai syarat-syarat yang harus dilaksanakan agar solatnya menjadi sahih.
Syarat-syaratnya antara lain: Menutup aurat, Ketika hendak melaksanakan solat hendaklah aurat telah tertutup; tidak boleh rambut, dada, dua siku dan dua kakinya terbuka; Menghadap qiblat. Jika tidak tahu arahnya, hendaklah bertanya, karena inipun menjadi syarat sahnya solat; dan Suci tubuhnya dari segala hadas kecil dan besar, suci pakaian dan tempat solatnya.
Selanjutnya harus diketahui juga bahwa solat mempunyai rukun-rukun wajib agar solatnya menjadi sah, dimana jika ditinggalkan maka batallah solatnya. Sebagaimana juga mempunyai sunnah muakadah yang jika ditinggalkan maka ia harus menambalnya dengan sujud sahwi.
Rukun solat sebagai berikut: Niat di dalam hati untuk melaksanakan solat; Takbiratul Ihram. Yaitu ucapan: Allahu Akbar dalam posisi berdiri tegak; Membaca Fatihah; Ruku’; Itidal; Sujud; Duduk antara dua sujud; dan Salam.
Adapun sunnah muakkadah sebagai berikut: Membaca surah atau ayat al-Qur’an setelah fatihah; Tasmi’ dan tahmid; Membaca tasbih dalam ruku’; Tahiyyat; dan membaca solawat kepada Nabi.
Setelah solat dilaksanakan dengan betul (sahih) mengikut syari’ah, masih ada yang harus ditunaikan agar solat itu diterima (maqbul) di sisi Allah, yaitu harus dilaksanakan dengan khusyuk, kerana khusyu adalah ruh solat dan asalnya yang agung. Oleh karena itu Allah memberikan sifat orang beriman dengan khusyu dalam sholat.
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya. (QS. Al Mukminun: 1-2)
Khusyu adalah hati yang lembut, sensitive dan tunduk kepada Allah  , kata khusyu identik dengan kensenyapan dan ketenangan, maka jika hati itu khsuyu kepada Allah maka seluruh anggota tubuh akan terbawa, maka pendengaran, pandangan, akal dan seluruh anggota tubuh itu akan ikut khusyu seperti kekhusyuan hati itu.
Untuk mendapatkan rasa khusyu ketika menunaikan solat, maka hati harus hadir menghadap Allah, memahami seluruh bacaan solat, menghadirkan keagungan Allah dalam hati, merasakan takut tidak sempurna solatnya, dan menimbulkan rasa harap agar solatnya diterima. Jika seorang wanita telah menunaikan kewajiban solat lima waktu sesuai dengan semua penjelasan di atas, alhamdulillah dengan izin Allah berarti ianya telah melakukan sebab pertama untuk mencapai surga Allah .
2. Puasa Bulan Ramadlan
Ketahuilah wahai wanita muslimah!!.. Sesungguhnya Allah  telah mewajibkan kepadamu untuk berpuasa sebulan penuh dalam satu tahun, yaitu bulan ramadlan, yang di dalamnya diturunkan AlQur’an.
Puasa adalah salah satu benteng dan rukun Islam yang lima, Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS. Albaqarah (2):183).
“Bulan Ramadlan, bulan yang di dalamnya diturunkan Alqur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara hak dan batil). Karena itu barangsiapa yang ada di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka) maka (wajib baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain, Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kami mencukupkan bilangannya, dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-NYA yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur”. (QS. Albaqarah (2):185).
Harus diingat bahwa puasa juga mempunyai rukun wajib yang harus dilakukan, yaitu: Niat sebelum fajar; menahan makan, minum, dan jima’ dan waktunya di siang hari dari fajar hingga terbenam matahari.
Adapun yang membatalkan puasa ialah: Makan, minum dengan sengaja; melakukan jima’; dan muntah sengaja. Dimaafkan beberapa hal seperti menelan liur meskipun banyak dan tertelan lalat dan lainnya sebagaimana yang sering terjadi. Dimakruhkan berlebihan dalam berkumur dan memasukan air ke hidung ketika berwudu. Dan Dibolehkan mendinginkan air karena cuaca sangat panas, berobat dengan apa saja yang tidak sampai ke mulut, memakai minyak wangi dan bersiwak.
Di samping semua itu? ada 4 hal yang sangat penting, bahkan ia sebagai pilar utama bagi ruh puasa, disebut juga sebagai adab puasa, seolah target puasa untuk membentuk insan bertaqwa itu dikarenakan terdapat 4 nilai utama ini.
  1. Mengurangi makan dan minum. Dalam bulan ini kegiatan makan minum dalam 12 jam harus berhenti, dan 12 jam berikutnya hendaklah tidak menjadi pelampiasan untuk memuaskan makan, justru hikmah puasa terdapat dalam rahasia sedikit makan dan minum tersebut bahkan menjadi kunci kesehatan bagi jasmani dan rohani.
  2. Mengurangi waktu tidur. Dalam bulan ramadlan otomatis kegiatan tidur menjadi berkurang secara kuwantitas, meskipun kwalitas tidur harus tetap terpelihara, tidur malam yang biasanya cukup, terpaksa harus dikurangi, disebabkan ada kegiatan tarawih, pengajian, tadarrus, qiyamullail, dzikir dan lainnya, untuk menggantinya maka ia dapat melakukan qaelullah (tidur sedikit) sebelum dzohor atau sesudahnya selama 1 atau 2 jam. Hal ini dilakukan demi menjaga efesien waktu ibadah malam yang diharapkan lebih extra dari bulan biasanya, juga kesehatan fizik dan kegairahan spiritual.
  3. Mengurangi bicara yang tidak berfaedah. Bahaya lisan sungguh sangat besar, kunci keselamatannya hanya dengan mengurangi bicara atau diam. Itu sebabnya Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka berakata baiklah atau diam”. (HR. Bukhari).
Uqbah bin Amir bertanya: Ya Rasulullah apakah jalan selamat itu?, Beliau menjawab: “Jaga lisanmu, leluaskan rumah dan tangisilah kesalahanmu”. (HR. Attirmidzi). Bahkan dalam Hadis lain Rasulullah menjelaskan bahwa banyaknya orang di siksa di neraka itu dampak dari lisannya. Dan secara khusus Beliau bersabda: “Ada lima hal yang dapat membatalkan puasa: dusta, ghibah, namimah, hasud dan sumpah palsu”. Semuanya terpulang kepada lisan atau bicara, maka kurangilah berbicara yang tidak berfaedah, agar terbiasa dan terdidik untuk selalu mengatakan yang baik.
  1. Mengurangi pergaulan. Hidup bersendiri dalam kehidupan muslim merupakan cabang kehidupan. Asal kehidupan adalah pergaulan yang soleh, bersosial dengan baik dan berkasih sayang demi kebaikan. Rasulullah bersabda:
“Mukmin yang bergaul kepada orang serta menyabari gangguan mereka itu lebih baik daripada orang yang tidak bergaul serta tidak sabar gangguannya”. (HR. Ahmad).
Yang dimaksud tidak bergaul di sini bukan kepada orang-orang saleh, akan tetapi tidak bergaul kepada mereka yang melakukan keysirikan, kemunafikan dan kefasikan, atau juga maksud mengurangi pergaulan agar orang-orang juga selamat dari keburukannya selama ia belum berakhlak mulia dan berjiwa bersih.
Untuk kepentingan inilah para sahabat Rasulullah dahulu menunggu-nunggu kedatangan serta menyiapkan jiwa, raga dan harta untuk memasuki bulan suci ini, mereka meninggalkan kesibukan dan pergaulan lain, kecuali hanya pergaulan soleh dan ibadah selama sebulan penuh, bahkan di sepuluh akhir bulan itu Rasulullah mengajak memperkuat ikat pinggang untuk melakukan I’tikaf.




3. Menjaga Kehormatan dan Kesucian
Salah satu sebab masuknya seorang isteri ke dalam surga adalah menjaga kehormatan dan keiffahannya (kesucian diri) dengan senantiasa berperilaku santun serta adab islam yang luhur dalam berinteraksi kepada sesama, khusunya kepada lawan jenis; dan berlaku sopan dalam berpakaian, bertingka laku dan berkata-kata.
4. Taat kepada Suami
Dari Alhushain bin Muhshin bahwa tantenya datang kepada Rasulullah  untuk satu keperluan, selepas selesai dari keperluannya, maka Nabi  bertanya:” Apakah engkau mempunyai suami”, ia menjawab: Ya, Nabi bertanya: “Bagaimana engkau di sisinya?”. Ia menjawab: “Tidaklah aku menyia-nyiakannya melainkan apa-apa aku tidak mampu”, Nabi bersabda: Lihatlah di mana kedudukanmu di sisinya, hanya dialah surga dan nerakamu!!( HR. Ahmad).
Wahai wanita muslimah, ketahuilah perkawinan pada hakikatnya adalah sebuah kerja sama antara lelaki dan wanita demi membina generasi soleh yang menyembah Allah , serta membangun dan memakmurkan kehidupan, maka dasar perkawinan dalam Islam adalah mawaddah (cinta), ulfah (kasih sayang) dan itsar (mengutamakan orang lain). Allah berfirman:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir “. (QS. Arrum (30):21).
Demi langgengnya pergaulan suami isteri, Allah menjadikan setiap lelaki dan wanita memiliki hak-hak satu sama lain. Allah berfirman:
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf. Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana “. (QS. Albaqarah (2):228)
Imam Ali ra berkata: Merupakan hak isteri atas suaminya yaitu menjaga, memberi perlindungan, mencemburui, menggauli dengan baik dan membuatnya rasa dicintai, tidak dikhianti dan tidak dicari-cari kesalahannya.
Wahai wanita beriman!! Demikian hak isteri atas suaminya, kemudian lihatlah bagaimana Rasulullah menceritakan hak suami atas isterinya hanya dalam satu ungkapan:” Lihatlah posisimu di sisinya, hanyalah dia surga dan nerakamu”, dia adalah sebab yang membawamu masuk ke surga, demikian jika engkau mendirikan dan menunaikan hak-haknya atasmu (kewajibanmu), namun jika engkau mengabaikan dan tidak memperdulikan haknya maka dia adalah nerakamu.
Salah satu kewajibanmu adalah berupaya membuat suamimu tentram dan ridha di sisimu, menggembirakan hatinya, berkata-kata baik, berpenampilan harum sehingga antara kalian berdua dalam kesetiaan dan keharmonisan.
Hak suami atas dirimu itu menjadi standart kesuksesanmu dalam kehidupan rumah tanggamu, sebesar kadar suami merasakan bahwa engkau telah menunaikan hak-haknya, sebesar itu pula tingginya nilaimu dan cintamu di sisinya. Salah satu hak-hak suami atasmu antara lain:
  1. Hendaklah tidak keluar rumah tanpa izin suami
  2. Tidak menginzinkan kepada siapapun masuk rumah tanpa izinnya
  3. Menjaga hartanya
  4. Memperlakukan suami sekehendakmu
  5. Mengatur rumah tangga dengan baik
  6. Berbuat baik kepada keluarga dan saudara mara suami
  7. dan lain-lain.
HADISNYA
Rasulullah  bersabda: “Tidak dibolehkan kepada isteri berpuasa sedang suaminya ada tanpa izinnya, tidak diizinkan seorangpun masuk ke rumah kecuali atas izinnya, dan tidaklah membelanjakan hartanya tanpa perintahnya”. HR. Bukhari & Muslim.
Mengakhiri pesan-pesan Nubuwah di atas mari kita menyimak beberapa nasihat seorang ibu kepada anak gadisnya di hari pengantin.
Diriwayatkan bahwa Asmaa binti Kharijah AlFazary berkata kepada anak gadisnya ketika berkahwin: Sesungguhnya engkau telah keluar dari sangkar tempat engkau dibesarkan, kini engkau berada di tempat baru, dengan teman yang masih asing, maka jadilah engkau umpama bumi baginya maka dia akan menjadi langit bagimu, jadilah engkau umpama hamparan baginya dia akan menjadi tiang bagimu, jadilah engkau sahayanya maka ia akan menjadi hambamu pula, janganlah engkau merengek-rengek dalam menuntutnya sehingga membuat ia tidak menyukaimu, jangan berjauhan dengannya sehingga ia melupakanmu, jika ia mendekatimu maka engkau lebih dekat lagi, jika dia ingin sendiri maka jagalah kesendiriannya, peliharalah hidung, pendengaran dan matanya dari hal-hal yang tak sedap, dan berkatalah hanya baik-baik dan berpenampilan selalu indah di hadapannya.
Alangkah indahnya perkataan Abu Darda r.a kepada isterinya Ummu Darda: Jika engkau melihatku marah maka carilah keridhaanku, dan jika aku melihatmu marah aku akan mencari keridhaanmu, jika tidak maka sebaiknya kita jangan mendekati.
Salah satu wasiat terindah yang dicatat sejarah adalah wasiat Ummu Iyas yang dikatakan di hari pengantin gadisnya:
Wahai putriku, sesungguhnya wasiat itu jika berikan hanya untuk penghias etika atau meninggikan nama baik, maka akan kuhidarkan dan jauhkan darimu, akan tetapi wasiat adalah sebagi peringatan bagi orang yang lalai dan penolong bagi orang berakal.
Wahai putriku!! Jika seorang gadis tidak memerlukan suami dikeranakan kedua orangtuanya kaya raya dan mereka memerlukanmy, maka engkau adalah orang yang paling tidak memerlukannya, akan tetapi wanita itu diciptakan untuk lelaki dan lelaki diciptakan untuk wanita.

Peliharalah sepuluh sifat (etika) ini, maka ia akan menjadi kekayaanmu:
1. Bertemanlah dengan sifat qanaah
2. Pergauli dengan sebaik-baik ketaatan, kerana qana'ah itu sebuah ketentraman, kerehatan hati dan keridhaan Allah terdapat pada pergaulan baik.
3. Memelihara penampilan dan kebersihan tubuhmu, janganlah sampai ia melihatmu buruk rupa (kotor) dan mencium kurang sedap.
4. Mengetahui waktu makan dan tidurnya, kerana kelaparan akan membuat panas dan kurang tidur akan membuat kemarahan.
5. Menjaga harta dan nama baik diri serta anak-anaknya, kerana ratu rumah tangga berada dalam penghormatan dan pentadbiran yang baik.
6. Janganlah engkau menyebarkan rahasianya
7. Janganlah durhaka terhadap perintahnya, kerana jika engkau menyebarkan rahasinya engkau tidak aman dari pengkhianatannya dan jika engkau mendurhakai perintahnya maka akan menimbulkan gejolak marah di dadanya.
8. Janganlah engkau menampakan kegembiraan di saat ia dalam keadaan muram, kerana itu tidak baik,
9.  Jangan pula menampakkan kemuraman di saat ia gembira, keran itu mengeruhkan suasana.
10. Ketahuilah wahai putriku !!! sesungguhnya engkau tidka mampu melakukan semua itu melainkan jika engkau mengutamakan keridhaannya atas keridhaanmu dan mendahulukan keinginannya atas keinginanmu dalam kedaan engkau suka dan tidak. Semoga Allah meletakan kebaikan untukmu dan aku menitipmu kepada Allah.
Demikian, ketika engkau berpegang teguh kepada semua sebab-sebab di atas, maka engkau akan mencapai keRidhaan Allah -dengan izinNYA-, ketika Allah ridha kepadamu, maka Allah mencintaimu, dan jika Allah mencintaimu maka Allah akan memasukannmu ke dalam surga dan selamat dari nerakaNYA.
Ketahuilah!! Sesungguhnya sebaik-baik isteri adalah seorang yang telah taat kepada suami dan menunaikan hak-haknya, sebaliknya seburuk-buruk isteri adalah seorang yang sombongkan diri dan congkak terhadap suaminya.
Ambilah nasehat ini!! Dengan begitu engkau akan hidup bahagia di dunia dan di akherat, kerana nasehat Rasulullah di atas merupakan jalan pintas seorang wanita menuju surga. Semoga dengan penghargaan dan pemuliaan islam terhadap wanita melalui penyederhanaan taklif atau beban agama dan penyingkatan jalan dapat menjadi rahmat, berkah serta kebahagiaan di dunia dan akherat bagi wanita muslimah.
Oleh : Abu Hayyan Ahmad, 
Maroji’: AL – Kabair, Imam Adzahabi,   
                Muslimah Ideal, Dr. M Ali Al – Hasyimi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar